detik86.com Jakarta – Virus corona menjadi sebuah tantangan terbesar yang pernah dihadapi Pemerintahan Victoria, setelah Australia mencatat jumlah kematian harian tertinggi sejak pandemi dimulai.
Hal tersebut dikatakan oleh Premier Daniel Andrews saat mengumumkan jumlah penularan virus corona harian, hari Senin (10/08).
Dalam 24 jam terakhir, sembilan belas orang meninggal akibat COVID-19 di Melbourne, 14 diantaranya terkait dengan klaster di Panti Jompo.
Rinciannya adalah satu pria berusia 50-an, satu perempuan 60-an, dua pria 70-an, satu pria dan enam perempuan berusia 80-an, serta satu pria dan tujuh perempuan berusia 90-an.
Sementara angka penularan corona terbaru tercatat sebanyak 322 kasus dalam 24 jam terakhir.
Berbicara sebelum pengumuman hari ini, Wakil Kepala Petugas Medis Nick Coatsworth mengatakan dia berharap pembatasan yang telah dilakukan akan bisa terus menekan jumlah kasus.
“Yang dibutuhkan warga Victoria di sini adalah melihat imbalan atas perjuangan yang mereka lalui saat ini,” katanya.
“Meskipun kami tidak pernah suka mengeluarkan ramalan dari bola kristal, yang kami tahu adalah saat ini angka reproduksi dasar di bawah 1 … yang berarti tingkat infeksi akan mulai turun.”
“Pembatasan yang diberlakukan pada warga Victoria, yang sangat menantang bagi mereka saat ini, akan mendorong [jumlah reproduksi] itu turun lebih jauh,” katanya.
Kehidupan warga Indonesia di tengah lockdown Melbourne
Menteri Kesehatan Queensland, Steven Miles mengatakan meskipun ini sebagai berita baik, tapi tidak terjadi di negara bagian lainnya di Australia, seperti yang terjadi di Victoria.
“Akhir pekan lalu adalah yang paling mencekam bagi Australia berkaitan dengan COVID-19, dan ini seharusnya mengingatkan kita semua akan risiko dan kenyataan bahwa virus ini masih ada dan dekat dengan kita.”
Baca juga berita terkait pandemi corona
Hingga saat ini Queensland sudah melakukan 8.549 tes COVID-19 terhitung 24 jam yang lalu.
Walau demikian, Wakil Komisaris Polisi Queensland, Steve Gollschewski mengatakan jalanan di negara bagian tersebut terlihat padat, Jumat malam kemarin.
“Kami harus mengeluarkan surat hukuman bagi penyeberang perbatasan yang tidak memberikan pernyataan jujur dan tentu saja dilarang masuk.”
Pihaknya mengatakan terus memeriksa orang-orang yang seharusnya mengisolasi diri di rumah saat masuk Queensland dan 98,9 persen telah menaati aturan.
Artikel ini diproduksi oleh Natasya Salim dan Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
Leave a Reply